inti sari pemikiran para filsuf (4)

John Dewey (1859-1952)

-Pemuka gerakan pragmatisme dalam konteks luas di Amerika.
-Tujuan utama filsafat adalah menyelesaikan persoalan masyarakat demokratis dengan menggunakan metode ilmiah.
-Mengajarkan falibilisme dan mempertahankan demokrasi atas dasar bahwa demokrasi menyediakan kemunkginan kondisi terbaik untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia pada umumnya.
-Dalam pendidikan menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan intelektual dan ketrampilan praktis daripada semata-mata menghafalkan fakta-fakta.

Alfred North Whitehead (1861-1947)

-Metafisikawan terbesar sekaligus pendukung utama filsafat proses.
-Menekankan sebuah semesta di mana perubahan, kreativitas, dan saling ketergantungan tercermin dalam pengalaman langsung.
-Proses adalah perkembangan kreatif di mana semua kejadian “kesempatan-kesempatan aktual” muncul, berkembang dan mati melalui penyerapan ke dalam keturunannya.
-Perubahan yang tertata tersebut dimungkinkan melalui interaksi dengan alam objek-objek abadi. Allah mempenaruhi dunia, dan sekaligus dipengaruhi olehnya.

Bertrand Russel (1872-1970)

-Bersama Whitehead mengembangkan sistem logika simbol yang revolusioner, dan ia menyatakan bahwa logika adalah dasar bagi matematika sekaligus metode paling tepat bagi filsafat.
-Teorinya tentang deskripsi dan denotasi merupakan paradigma bagi analisis logis, yang menunjukkan bagaimana para filsuf dapat terseret oleh kesalahan logis ke dalam pandangan metafisik keliru.
-Metafisika atomisme logisnya ditarik dari sistem logikanya sendiri.
-Dalam epistemologi, ia dikenal karena dukungannya yang kuat terhadap empirisisme, pembedaannya antara pengetahuan karena pengenalan dan pengetajhuan karena deskripsi, serta klaimnya bahwa objek-objek fisik adlaah hasil konstruksi logis dari data inderawi.


George Edward Moore (1873-1958)

-Menolak idealisme neo-Hegelian dan menggantikannya dengan siuatu filsafat akal sehat yang realistis.
-Proposisi-proposisi akal sehat tentang waktu, ruang, objek mateiral, danorang diketahui kebenarannya secara pasti.
-Tugas filsuf adalah menganalisis makna proposisi-proposisi tersebut.
-Tokoh perintis analisis bahasa.

Karl Jaspers (1883-1969)

-Eksistensialis Jerman.
-Manusia secara ideal mencari transendensi, mengatasi diri sendiri serta rutinitas keseharian yang monoton.
-Ia melukiskan batas-batas tentang persoalan transendensi diri, yang dipahami sebagai kematian, penderitaan, perjuangan/cinta, dan rasa bersalah
-Hal-hal tersebut berperan sebagai sumber tema-tema utama sebagian besar komunikasi dan interaksi manusia, sebagaimana terdapat dalam karya-karya sastra.
-Hal-hal tersebut merupakan sumber makna kehidupan
-Ketika transendensi diri gagal dalam skala besar, kita akan menemukan kecenderungan-kecenderungan atau gerakan massa yang irasional, seperti totalitarianisme.

Ludwig Wittgenstein (1889-1051)

-Yang belajar dan mengajar di Inggris.
-Sangat mempengaruhi filsafat analitis dan linguistik abad XX.
-Pada awalnya ia mencurahkanpemikiran pada dasar-dasar matematika dan hakikat representasi linguistik.
-Mengembnagkan sebuah teori gambar tentang bahasa, dan mebedakan secara tajam antara apa yang dapat dikatakan secara persis (wilayah ilmiah) dan apa yang hanya dapat ditunjukkan secara mistik (wilayah mistik).
-Sangat berpengaruh kepada para positivis logis dengan pandangannya bahwa pernyataan matematis adalah tautologi, dan bahwa teori-teori metafisik melanggar baas-batas ucapan yang bermakna.
-Pemikirannya pada masa-masa akhir banyak yang menyangkal ide-idenya terdahulu.
-Makna adalah penggunaan dalam permainan bahasa
-Kata-kata tidak memperoleh makna dengan menunjuk essensi universal, melainkan lebih-lebih dapat diterapkan atas dasar kemiripan hubungan yang longgar sifatnya, dan bahwa tidak ada bahasa pribadi yang dapat menunjuk pada pengalaman akal budi yang ada di dalam didri dan tak dapat dijangkau publik.

Gabriel Marcel (1889-1964)

-Fenomenolog dan eksistensialis Perancis
-Tugas filsafat adalah melukiskan apa artinya berada dalam suatu situasi konkret, dengan sedapat mungkin menghindari abstraksi-abstraksi, stereotip-stereotip, serta norma-norma statistik.
-Eksistensi manusia memiliki sejumlah kunci atau rujukan pada ‘misteri pengada’ (seluruh realitas), yang tidak tercakup oleh sistem pemikiran apa pun juga.
-Di antara kunci-kunci ini adalah tubuh manusia, pertenangan memiliki vs menjadi, komitmen, partisipasi vs penonton, kesetiaan kreatif, serta perjumpaan dengan orang lain sebagai pribadi dan bukan sekedar sebagai objek.

Martin Heidegger (1889-1976)

-Fenomenolog Jerman yang mengembangkan berbagai tema eksistensialisme.
-Manusia adalah sebuah “ada di dunia”
-Melalui partisipasi dan keterlibatan di dalamnya dunia membentuk ada kita.
-Eksistensi kita ditandai oleh tiga bentuk dasar: faktualitas (keterlibatan kita dalam dunia), eksistensialitas (proyek sepanjang waktu untuk merangkum ketegangan antara kita yang dulu dan kita yang mungkin ada, dan kejatuhan (kecenderungan untuk hanya sekedar hidup tanpa mewujudkan potensi kita).
-Melalui kegelisahan kita bertemu dengan ketiadaan dan keterbatasan, namun melalui kebebasan dan kebutuhan untuk memilih kita dapat maju ke arah eksistensi yang autentik.

Gilbert Ryle (1900-1976)

-Filsuf lignuistik Inggris yang dikenal karena serangannya tehadap pemahaman dualistik Cartesian tentang jiwa.

Jean-Paul Sartre (1905-1980)

-Terkenal karena mempopulerkan eksistensialisme melalui tulisan, drama, novel, dan cerpen yang dibuatnya.
-Ia menyangkal adanya “hakikat” manusia yang ada mendahului pilihan individual.
-Individu menciptakan hakikat mereka sendiri melalui pilihan dan tindakan bebas mereka.
-Eksistensi mendahului essensi.
-Meskipun mengenali masalah-masalah yang dibuat individu satu sama lain dengan maksud jahat – “Nerakalah orang lain” – ia memfikuskan perhatiannya pada bagaimana struktur ciptaan manusia semacam lembaga-lembaga dapat secara serius membatasi dan melemahkan kebebasan.

Simone de Beauvoir (1908 – …)

-Eksistensialis, novelis, dan feminis Perancis.
-Terkenal karena analisisnya mengenai bagaimana kaum perempuan telah disingkirkan secara sistematis dalam peran mereka sebagai “yang lain” dan mengenai akibat buruk cara pendidikan anak perempuan.
-Menyoroti bagaimana masyarakat beserta lembaga dan struktur yang ada dapat menghambat kesadaran diri dan kebebasan individu.
-Mengecam orang yang mencoba menyembunyikan kebebasannya dari dirinya sendiri, atau orang yang menolak bertindak seturut kebebasan dan kebebasan orang lain; semua itu dianggapnya tak bermoral.

Alfred J. Ayer (1910 -…)

-Filsuf Inggris yang membawa ide-ide para positivis logis, anggota Lingkaran Wina selama tahun 1920 hingga 1930-an, ke dunia bahasa Inggris.
-Ia memeneangkan prinsip “verifiabilitas”, yang menuntut bahwa agar sebuah proposisi bermakna, ia harus dapat diverifikasikan secara empiris.
-Pernyataan matematis adalah tautologi yang tidak memberikan keterangan apa pun kepada kita tentang dunia
-Ungkapan etis tidak lebih dari ekspresi emosi
-Pernyataan religius dan metafisik adalah ekspresi tak bermakna dan kosong dari isi kognitif

Albert Camus (1913-1960)

-Filsuf eksistensialis, jurnalis, dan novelis Perancis keturunan Aljazair.
-Alam raya ini angkuh dan tak peduli terhadap keprihatinan dan nilai-nilai manusia.
-Perlu dipertahankan: pertentangan antara dunia yang tanpa makna ini dengan tuntutan manusia akan makna yang tak terpuaskan.
-Ia menolak bunuh diri dan lompatan iman yang mempostulatkan adanya makna, padahal sebenarnya tidak ada makna.

Catatan : diharapkan partisipasi sahabat sejarahpedia untuk membantu dalam menyempurnakan (seri) inti sari pemikiran para filsuf ini.

0 komentar:

Posting Komentar